Karya: Sultan Musa
Aroma dan godaan manisnya
berpadu sore hari ini, seperti candu
manisnya menjebak
semakin dirasa, semakin banyak yang terpendam
Mereka menyebut aku Bolu Peca
pada pekat gula merah memendamku
seperti menyematkan sayap janji
pun teringat kata yang gusar
dari gundah hilang berganti
ternyata gulana kembali;
terendam
Mencium resapan manisku
sebuah rindu terbayang
sajian leluhur Bugis
Bila ingat akan kembali
peluh bergelora, merantau
entah berlabuh kemana akhirnya
Sebuah sendok memotongku,
secuplik kilatan membentang luas
cerminan tauladan perantau
melekat tradisi orang Bugis
karena kita di mata Sang Pencipta
dalam bingkai memeluk doa sederhana
Semerbak daun pandan
menyiratkan pelukan sepadan
terhadap apa yang dirindu
dalam siraman jiwa yang mewaktu
Mengunci manisku bak peneguh,
merebak siraman cerita bergemuruh
sebagai sepotong perjalanan
yang tak tertahan raga
“meratap manisku bila kau melupakanku”
2022
SULTAN MUSA berasal dari Samarinda Kalimantan Timur. Tulisannya tersiar diberbagai platform media daring & luring. Serta karya – karyanya masuk dalam beberapa Antologi bersama penyair Nasional & Internasional. Seperti Antologi Puisi Penyair Dunia “Wangian Kembang : Antologi Puisi Sempena Konvesyen Penyair Dunia – KONPEN” yang di gagas Persatuan Penyair Malaysia (2018), Antologi Puisi “Negeri Serumpun” Khas Sempena Pertemuan Dunia Melayu GAPENA & MBMKB (2020), “La Antologia De Poesia Cultural Argentina – Indonesia“ Antologi Puisi Budaya Argentina – Indonesia (2021). Antologi Puisi “Cakerawala Islam” MAIK – Majlis Agama Islam dan Adat Istiadat Melayu Kelantan –Malaysia (2022). Tercatat pula dibuku “Apa & Siapa Penyair Indonesia – Yayasan Hari Puisi Indonesia” Jakarta 2017. Karya tunggalnya bertajuk “TITIK KOMA” (2021) masuk nominasi Buku Puisi Unggulan versi Penghargaan Sastra 2021 Kantor Bahasa Provinsi Kalimantan Timur. Adapun IG : @sultanmusa97
Discussion about this post