DR. (HC) Abraham Sentosa Budiman, peraih gelar Graduate Diplom Engeneer dari Techniche Universitaet Berlin, sumringah betul pada Jumat (20/5) sore itu. Dalam balutan batik coklat, tepat pada peringatan Hari Kebangkitan Nasional, Abraham meluncurkan “Dream of Destiny”, buku pertamanya, di CoFi Gramedia Pondok Indah Mall, Jakarta Selatan.
“Lewat buku ini, saya ingin berbagi pengalaman dengan banyak orang,” kata Abraham.
“Dream of Destiny” adalah buku tentang motivasi hidup. Buku yang ditulis Abraham selama dua tahun itu diilihami oleh pengalaman dan kiprah Abraham selama puluhan tahun berkarir di sektor properti. Meski begitu, buku ini tidak hanya berisi tips and trick mengenai pekerjaan, tapi juga dilengkapi dengan “berbagai bocoran” untuk urusan bisnis, manajemen keuangan, hingga urusan spiritual. Singkatnya, ini adalah buku yang ditujukan bagi orang-orang yang ingin sukses merengkuh takdir dan impian, terutama bagi mereka yang tengah menjani hidup di rentang usia 25 hingga 45 tahun—super life.
“Setiap orang punya destiny-nya sendiri. Destiny di sini bukan hanya takdir, tapi juga talenta. Bagaimana telanta-talenta itu dikembangkan, itulah yang saya coba tuangkan dalam buku ini,” ungkap Abraham.
Abraham adalah pemegang gelar doktor honoris causa dari American Trinity University, California (USA). Pada usia usia yang relatif muda, misalnya, Abraham telah membangun reputasi besar untuk dirinya sendiri dalam bidang konstruksi dan pengembang real estate. Ya, di bidang properti, fokus utamanya adalah infrastruktur, fasilitas, dan apartemen di Indonesia, di mana ia beradaptasi dengan kode desain lokal. Dengan semangat untuk unggul dalam karirnya, tak mengherankan jika ia kemudian diangkat sebagai eksekutif untuk berbagai superblok campuran.
Selain matang sebagai seorang eksekutif, kewirausahaan adalah perkara lain yang dikuasai Abraham. Dalam karirnya, hal tersebut berkembang secara alami mengingat pengalaman karirnya dalam pemodelan operasi bisnis. Saat ini, setelah pensiun, Abraham sangat bangga akan kiprahnya sebagai pemilik bisnis, pegiat motivasi, serta advokat.
“Impian besar hanya mungkin tercapai jika kita mengatasi berbagai keraguan akan kemampuan diri. Namun, keyakinan dan optimisme saja tidak cukup; perlu faktor lain seperti kemampuan untuk merumuskan tujuan hidup yang jelas, kerja keras, dan fokus pada setiap kesempatan,” kata Abraham.
Dalam “Dream of Destiny”, buku yang ditulis dalam Bahasa Inggris, Abraham memperkuat semua argumentasinya dengan pendekatan psikologi, sosiologi, antropologi, hingga neurosains. Ia juga memperkaya batin pembaca dengan penjelasan mengenai ketakutan untuk bertahan hidup (fear of survival) sebagai motif mendasar mengapa secara kodrati manusia pasti mengejar kehidupan yang baik (good life).
“Despite billions of thoughts, the strong desire for a good life is more remarkable than the billions of thoughts because thoughts are objective and have little connection to your subconscious, making them more outstanding,” tulis Abraham (hal. 9).
Prof. Sean P. Rozario, mentor Abraham asal Singapura, dalam sambutannya menyebut bahwa “Dream of Destiny” menarik karena ditulis berdasarkan pengalaman pribadi. “Buku ini memang memuat sejumlah teori, tetapi itu bukanlah hal utama. Apa yang dituliskan sepenuhnya sudah terbukti, melalui pengalaman Abraham sendiri,” kata Prof Sean.
Lepas dari isi buku, Ratna, istri Abraham, menyebut dirinya agak kaget bahwa suaminya menulis buku. “Ini sangat amazing. Dia bisa menulis buku, padahal menulis surat cinta saja dia tidak bisa,” ungkap Ratna, diiringi tawa. Meski begitu, sebagai salah satu pembaca pertama, Ratna menyebut bahwa buku karangan suaminya menarik.
“Dia membagikan pengalamannya, baik dalam soal spiritual, karir, dan bisnis, berdasarkan apa-apa yang ia alami. Sejak kami menikah, dia bukanlah apa-apa, bukan siapa-siapa. Apa yang membuatnya sampai seperti sekarng, itulah yang dia rilis dalam buku ini.”
Disinggung soal kemungkinan untuk menulis buku berikutnya, Abraham tersenyum hangat. “Saat ini sudah ada yang berkecamuk di kepala, tapi untuk menuangkannya, tentu perlu waktu dan tenaga, jadi tunggu saja.”
Saat ini, dengan sikap perbaikan diri yang terus-menerus dan menerima tantangan, Abraham menghabiskan hari-harinya dengan menulis dan berkontribusi pada komunitas.
Selesai peluncuran buku, sore di CoFi Gramedia Pondok Indah Mall itu terasa makin hangat dengan suguhan alunan musik instrumental The Beatle dari Syarif (gitar), Wisnu (bass) dan Harry (harmonika)—di samping berbagai panganan yang disediakan panitia.
Tentang Buku
“DREAM OF DESTINY”
© Dr. (HC) Abraham Sentosa Budiman
Editor : Harry Nuriman, Eka Ugi Sutikno
Ilustrasi: Ika Pratiwi
Desain cover: Ajimi
Tata letak: Serat Sora
ISBN: 978-623-95218-7-5
Edisi Pertama Mei 2022
Tebal 101 halaman, ukuran 13×19 cm
Diterbitkan oleh Rapi Berkah Makmur (Anggota IKAPI)
Orchard Walk, Ruko C-16, Bogor Nirwana Residence Bogor, Jawa Barat penerbit.rbm@gmail.com
Discussion about this post