Oleh Ronald Roger Rohrohmana, S.IP, M.Sos*
Prospek ekonomi saat ini untuk tahun 2023 tidak pasti. Seperti semua peramalan ekonomi, setiap prediksi tentang apa yang akan terjadi di masa depan hanyalah spekulasi dan harus dipertimbangkan dengan kehati-hatian. Namun, beberapa ekonom berpendapat bahwa terdapat potensi besar terjadinya resesi ekonomi pada tahun 2023. Salah satu penyebab utama resesi global yang diperkirakan akan terjadi pada tahun 2023 adalah meningkatnya ketimpangan ekonomi antar negara-negara di dunia.
Ketika perbedaan ekonomi dalam akses ke sumber daya antar negara meningkat, kemampuan ekonomi untuk tetap stabil dan sejahtera menurun. Selain itu, perang dagang yang berkembang antara kekuatan ekonomi utama, konflik yang sedang berlangsung, dan pandemi telah semakin membuat pasar global dan regional tidak stabil. Kenaikan tingkat utang global merupakan faktor lain penyebab resesi.
Resesi ekonomi global terakhir adalah Resesi 2007, yang dimulai pada Desember 2007 dan berlangsung hingga Juni 2009. Dijuluki “The Great Recession“, ini disebabkan oleh kombinasi berbagai faktor, termasuk ambruknya pasar perumahan, lembaga keuangan yang kelebihan beban utang, dan pengetatan kredit pasar. Resesi memiliki dampak signifikan terhadap ekonomi global, menyebabkan penurunan pertumbuhan ekonomi di banyak negara, peningkatan pengangguran, dan penutupan bisnis.
Selama periode tersebut, tingkat pengangguran Indonesia meningkat drastis, mencapai 9,2% pada tahun 2009. Ini merupakan tingkat pengangguran tertinggi sejak Krisis Finansial Asia di akhir tahun 1990-an. Resesi juga berdampak signifikan pada usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) Indonesia.
Menurut Bank Dunia, pelemahan ekonomi menyebabkan penurunan permintaan barang dan jasa UMKM, mengakibatkan penurunan pendapatan dan peningkatan PHK. Banyak UMKM juga kesulitan mengakses kredit dan layanan keuangan lainnya akibat krisis. Pemerintah Indonesia menanggapi krisis ini dengan berbagai langkah, seperti memberikan dukungan keuangan, memperluas akses kredit, dan memberikan bantuan teknis. Langkah-langkah ini membantu menstabilkan sektor UMKM, dan banyak UMKM mampu bertahan dan bahkan berkembang ketika ekonomi mulai pulih.
Saat ini, UMKM Indonesia berada pada posisi yang baik untuk mengatasi gelombang pasang resesi ekonomi global yang berpotensi terjadi pada tahun 2023. UMKM berkontribusi signifikan terhadap perekonomian Indonesia dan menyumbang sebagian besar dari Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia. UMKM membentuk 98,5% dari total jumlah bisnis di Indonesia dan menyumbang 60% dari tenaga kerja nasional. Selain menyediakan lapangan kerja, UMKM juga merupakan kontributor utama PDB negara, menghasilkan sekitar 37% dari total outputnya. UMKM juga lebih gesit dan dapat merespons perubahan kondisi pasar lebih cepat daripada perusahaan-perusahaan besar.
Oleh karena itu, pemerintah perlu tetap fokus untuk memberikan dukungan kepada sektor UMKM, seperti akses permodalan, pelatihan, dan sumber daya lainnya. Dukungan ini dapat membantu UMKM menciptakan bisnis yang lebih tangguh dan inovatif yang akan lebih mampu menahan dampak potensial dari resesi global. Selain itu, pemerintah Indonesia harus mempertimbangkan kebijakan yang mendorong pertumbuhan dan perkembangan UMKM, seperti insentif pajak dan bentuk bantuan keuangan lainnya. Dengan mendukung UMKM, Indonesia dapat membantu menciptakan ekonomi yang lebih baik, lebih tangguh, dan menjaga dari potensi resesi global pada tahun 2023.
UMKM di Indonesia masih menghadapi banyak tantangan dalam memperoleh pembiayaan, dan pemerintah perlu terus berinvestasi dalam inisiatif untuk membantu UMKM meningkatkan akses mereka terhadap pembiayaan. Untuk membantu UMKM Indonesia mengakses pembiayaan, berbagai inisiatif seperti memberikan pelatihan dan bantuan teknis untuk mengembangkan rencana bisnis dan proyeksi keuangan dapat diberikan melalui skema kemitraan publik-swasta (PPP). Kemitraan publik-swasta (PPP) semakin populer di Indonesia sebagai cara untuk mendukung usaha kecil dan menengah (UMKM). KPS menawarkan banyak keuntungan bagi UMKM, seperti akses ke modal, keahlian manajerial, dan peningkatan akses ke pasar. Di Indonesia, PPP telah digunakan untuk membantu UMKM di berbagai sektor, mulai dari kesehatan hingga teknologi.
Di sektor kesehatan, KPS dapat memberi UMKM akses ke modal yang sangat dibutuhkan, serta keahlian manajemen dan pemasaran. Misalnya, pemerintah Indonesia telah membentuk sejumlah kemitraan asuransi kesehatan publik-swasta, yang memberikan akses kepada UMKM terhadap jaminan kesehatan yang terjangkau. Di bidang teknologi, KPBU dapat membantu UMKM mengakses teknologi terkini. Misalnya, pemerintah telah menjalin sejumlah kemitraan publik-swasta dengan perusahaan teknologi untuk memberi UMKM akses ke teknologi terbaru. Kemitraan ini juga membantu memacu inovasi di sektor teknologi, menciptakan peluang baru bagi UMKM.
Secara keseluruhan, KPS menawarkan sejumlah keuntungan bagi UMKM di Indonesia. Mereka menyediakan akses ke modal, keahlian manajerial, dan akses yang lebih baik ke pasar. Selain itu, mereka membantu memacu inovasi dan menciptakan peluang baru bagi UMKM. Oleh karena itu, KPS merupakan alat penting untuk membantu UMKM agar berhasil di Indonesia.
Kolaborasi ini dapat mendukung UMKM menciptakan bisnis yang lebih tangguh dan inovatif yang akan lebih mampu menahan dampak potensial dari resesi global. Selain itu, pemerintah Indonesia harus mempertimbangkan kebijakan yang mendorong pertumbuhan dan perkembangan UMKM, seperti insentif pajak dan bentuk bantuan keuangan lainnya. Dengan mendukung UMKM, Indonesia dapat membantu menciptakan ekonomi yang lebih baik, lebih tangguh, dan menjaga dari potensi resesi global pada tahun 2023.
Namun, terlepas dari upaya tersebut, UMKM di Indonesia masih menghadapi tantangan dalam mengakses pembiayaan. Banyak UMKM yang masih belum dapat memperoleh dana yang diperlukan untuk mengembangkan usahanya, karena tingginya suku bunga yang dibebankan oleh bank dan lembaga keuangan lainnya. Selain itu, banyak UMKM masih kekurangan agunan yang diperlukan untuk mendapatkan pinjaman, sehingga sulit bagi mereka untuk mengakses pembiayaan.
Selain UMKM, Indonesia juga dapat memperkuat ketahanan terhadap prakiraan resesi global 2023 dengan fokus membangun ekonomi yang kuat dan terdiversifikasi. Ini dapat mencakup investasi dalam infrastruktur, seperti jalan dan jembatan, untuk memastikan transportasi barang dan jasa yang efisien. Selain itu, negara dapat mendorong investasi asing langsung untuk menciptakan lebih banyak pekerjaan dan meningkatkan konsumsi domestik. Terakhir, Indonesia dapat memprioritaskan reformasi pendidikan dan pengembangan tenaga kerja untuk membantu negara menjadi lebih kompetitif di pasar global.
Ketahanan UMKM Indonesia selama bertahun-tahun merupakan bukti pentingnya mereka bagi perekonomian bangsa. Dengan dukungan mereka yang berkelanjutan, Indonesia akan mampu menghadapi tantangan ekonomi akibat resesi global dan menjadi lebih kuat dari sebelumnya.
Ketahanan UMKM Indonesia selama bertahun-tahun merupakan bukti pentingnya mereka bagi perekonomian bangsa. Dengan dukungan mereka yang berkelanjutan, Indonesia akan mampu menghadapi tantangan ekonomi akibat resesi global dan menjadi lebih kuat dari sebelumnya.
(*) Penulis adalah Direktur Utama Ants Energy Indonesia dan penggiat UMKM yang tergabung dalam Gerakan Restorasi Pedagang dan UMKM.
Discussion about this post