JAKARTA,- Dalam Bidang Bisnis, Pariwisata sesungguhnya merupakan bidang yang paling sexy untuk dikembangkan. Karena Wisatawan asal Australia senang akan Pantai atau Laut Lepas atau wisata yang sifatnya Outbond.
Dan Indonesia memiliki banyak Pantai dan laut yang indah- indah, juga fasilitas outbond yang memadai. Demikian yang terungkap dalam Seminar Ketenagakerjaan, Pendidikan dan Pelatihan, Pariwisata serta Peluang Usaha di Australia Hotel Tamarin, Kamis (3/6/2022).
Seminar ini diprakarsai oleh Indonesia Working Group (IWG) yang berkedudukan di Sydney, dengan beberapa Anggota antara lain Alan Gerungan (mantan GM Sales and Marketing Rick Damelian Automotive Group of NSW / Mantan Ketua Indonesian Community Council of NSW – Australia) selaku ketua Delegasi, didampingi George Hovan (Corporate Consultant and Lawyer pada Hovan Consulting), Tony Osmani (CEO Aston College Pty Ltd) dan Nel Varquez (Immigration Lawyer pada My Migration Options).
Foclkus IWG adalah meningkatkan Wisman asal Australia yang terdiri dari para pensiunan yang masih sehat dan punya dana yang cukup untuk melakukan perjalanan wisata ke Indonesia.
IWG telah mendapat restu dari Konsul Jenderal RI di Sydney untuk mengeksplor lebih jauh potensi yang ada di Indonesia guna menyongsong peningkatan hubungan bilateral dan People to People Contact antara kedua negara, terutama setelah Partai Buruh dibawah pimpinan Albanese yang baru saja memenangkan kursi Perdana Menteri Australia beberapa pekan lalu.
Dalam pelaksanaannya di Indonesia IWG menggandeng DPP HP3KI (Himpunan Pimpinan Pendidik Pelatihan dan Kewirausahaan Indonesia).
Tercatat, peluang untuk meningkatkan hubungan bilateral kedua negara di bawah PM baru sangat besar karena secara tradisi dan historis Partai Buruh Australia lebih “bersahabat” dengan Indonesia ketimbang Partai Liberal.
Hal ini dapat dilihat dari sejarah Panjang ke belakang Ketika pergerakan kemerdekaan Indonesia (1945 –1949) dimana Partai Buruh pada saat itu banyak membantu orangorang pergerakan Indonesia.
Dengan ikut-serta berunjuk-rasa dan melakukan “pemogokan” massal bersama para buruh asal Indonesia yang ada di Australia dengan tidak mau melayani KapalKapal berbendera Belanda yang berlabuh dan membongkar muatannya di pelabuhan-pelabuhaan di Australia, terutama di Sydney.
Atas dasar pemahaman itu, IWG berencana dan sedang melakukan usahausaha untuk meningkatkan beberapa sector seperti Ketenagakerjaan, Pendidikan dan Pelatihan serta Pariwisata kedua negara.
Di bidang ketenagakerjaan, Australia Membutuhkan banyak sekali tenaga kerja asing, terutama di sector Hospitality seperti Chefs, Bartenders, Kitchen hand, Room service, seperti Akuntan dan Nurses.
Kendala yang dihadapi di sektor ketenagakerjaan antara lain di bidang Bahasa Inggris karena Pemerintah Australia menuntut calon tenaga kerja yang akan masuk pasar Australia. Selain profesional secara teknis juga harus dilengkapi dengan pengetahuan atau kecakapan Bahasa Inggris yang memadai (IELST sesuai standar yang diinginkan Pemerintah Australia).
Kendala tersebut sedang kordinasikan dengan Kemnaker c.q Ditjien Pembinaan Pelatihnan Vokasi dan Produktivitas serta Kemdikbud Ristek c.q Ditjen Pendidikan Vokasi agar dapat memainkan peran yang lebih besar lagi dalam membantu caloncalon tenaga kerja/Angkatan kerja Indonesia. Dalam bentuk pendanaan maupun program-program Pendidikan dan pelatihan guna meningkatkan nilai IELST mereka agar dapat masuk pasar kerja di Australia.
Selain itu, IWG juga sedang menjajagi kemungkinan Kerjasama dengan IDP (Int’l Development Program), IALF dan British Council yang ada di Indonesia untuk membuat modul-modul / kurikulum untuk meningkatkan pengetahuan Bahasa Inggris yang lebih spesifik (English for specific purposes) untuk peluang-peluang tersebut.
Artinya jika seorang chef atau Bartender atau Kitchen hand yang ingin meningkatkan nilai IELST mereka dengan mengikuti English for Specific Purposes yang sudah di design khusus untuk peluang kerja tertentu, tidak perlu lagi dengan General English yang akan memakan waktu lama. (Benny Benke)
Discussion about this post