BANDUNG, Portalnusa.id – Keamanan dan ketahanan pangan merupakan isu strategis yang hingga saat ini menjadi perhatian serius oleh berbagai pihak baik pemerintah maupun non pemerintah pada skala lokal, nasional, dan global. Bahkan pada Sustainable Development Goals (SDGs) 2030 nomor 2 ditekankan : “tidak boleh ada yang mengalami kelaparan – (no hunger)”.
Oleh karena itu langkah strategis untuk mewujudkan tujuan tersebut baik jangka pendek, menengah maupun panjang harus dilakukan secara berkelanjutan. Langkah yang menjadi gerakan bersama ini mendapatkan argumentasinya bahwa pangan merupakan faktor penentu bagi kualitas, kemajuan dan keberlanjutan bangsa-bangsa di dunia ini.
Berdasarkan isu tersebut maka intervensi yang konstruktif dan berkelanjutan sudah seharusnya dilakukan pada manusia sejak usia dini. Hal ini dengan mengingat bahwa kemajuan bangsa-bangsa termasuk di Indonesia sangat ditentukan oleh kualitas generasi penerus.
Salah satu langkah intervensi strategis ini diarahkan pada upaya untuk semakin meningkatkan kesehatan dan gizi anak-anak usia sekolah yang merupakan fokus utama dalam menjaga kualitas pendidikan dan kesejahteraan masyarakat. Anak-anak yang mendapatkan asupan makanan yang sehat memiliki potensi untuk tumbuh dan berkembang optimal, baik secara fisik maupun mental.
Kondisi kesehatan yang baik juga mempengaruhi tingkat kehadiran dan konsentrasi anak-anak di sekolah, yang pada gilirannya berdampak positif pada prestasi akademik mereka. Oleh karena itu, upaya untuk memastikan bahwa anak-anak sekolah mendapatkan makanan sehat di lingkungan pendidikan mereka menjadi hal yang mutlak harus dipenuhi.
Kota Bandung memiliki peran strategis dalam pendidikan dan pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Sebagai pusat pendidikan dengan beragam institusi pendidikan tinggi dan sekolah-sekolah yang berkualitas, Kota Bandung memiliki tanggung jawab untuk memastikan bahwa lingkungan pendidikan di kota ini mendukung kesehatan dan kesejahteraan anak-anak. Selain itu, sebagai kota yang terus berkembang, Kota Bandung juga memiliki visi untuk menjadi kota yang inklusif, berkelanjutan, dan peduli terhadap kesejahteraan masyarakatnya.
Untuk mendukung pemikiran tersebut maka program yang inovatif harus terus diciptakan dan dilaksanakan dengan melibatkan berbagai pihak yang terkait. Salah satu langkah inovatif dan strategis dalam mendukung kesehatan anak-anak sekolah adalah dengan mengembangkan program kantin sehat di sekolah-sekolah. Kantin sehat tidak hanya menyediakan makanan yang bergizi dan seimbang, tetapi juga mempromosikan pola makan sehat dan edukasi gizi kepada anak-anak. Dengan adanya kantin sehat, diharapkan anak-anak sekolah dapat memperoleh makanan yang lebih baik, meningkatkan kualitas gizi mereka, dan memperkuat fondasi kesehatan mereka untuk masa depan yang lebih baik.
Untuk mendukung langkah inovatif dan strategis terkait dengan kantin sehat sekolah, maka langkah tersebut dimasukkan dalam kerangka Bandung Kota Cerdas pangan ( Food Smart City). Selama hampir 5 tahun terakhir, tim Center of Local Excellence dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Katolik Parahyangan (UNPAR) telah menjalin kerja sama erat dengan Pemerintah Kota Bandung melalui Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian – DKPP Kota Bandung. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan selama ini sangat didukung baik secara konten maupun pendanaan oleh Rikolto (Belgia) – Regio Indonesia. Kerja sama ini mencakup kegiatan riset dan pendampingan masyarakat, khususnya komunitas Buruan Sae (urban farming), dalam konteks ketahanan pangan kota. Fokusnya adalah untuk mengidentifikasi dan mengatasi tantangan yang dihadapi oleh komunitas tersebut dalam mencapai ketahanan pangan yang berkelanjutan.
Selain itu, dengan dukungan dari Rikolto tim FISIP Unpar saat ini juga sedang mengembangkan aplikasi food sharing untuk mengurangi jumlah limbah pangan (food waste) di sektor hotel dan restoran. Hal ini merupakan bagian dari upaya dalam mendukung aksesibilitas dan distribusi pangan bagi segmen masyarakat yang membutuhkan. Tim FISIP UNPAR juga telah melakukan pendampingan kepada Pemkot Kota Bandung melalui DKPP dalam berkolaborasi dengan Milan Urban Food Policy Pact – MUFPP. Sebuah kesepakatan internasional yang bertujuan untuk meningkatkan aksesibilitas, keberlanjutan, dan kualitas pangan di perkotaan.
Terkait dengan kolaborasi ini maka kota Bandung telah menjadi anggota MUFPP dan telah menandatangani Milan Pact. Penandatangan telah dilakukan oleh Walikota Bandung di tahun 2019. Jejaring ini merupakan sebuah kerja sama internasional yang memungkinkan pertukaran pengetahuan dan pengalaman dalam kebijakan pangan yang sehat dan berkelanjutan.
Lebih lanjut, di bawah koordinasi Bappelitbang Kota Bandung, telah dilaksanakan tiga kali rapat untuk mengembangkan program kantin sehat sekolah bersama Tim FISIP UNPAR dan juga dinas-dinas terkait. Rapat pertama menghasilkan pembahasan proposal inovasi daerah, sementara rapat kedua difokuskan pada diskusi awal dengan dinas terkait untuk memahami tugas masing-masing dinas dalam mendukung kantin sehat.
Dalam rapat kedua ini, sejumlah rekomendasi sekolah yang dapat menjadi percontohan kantin sehat serta daftar undangan untuk FGD juga telah disepakati. Pada rapat teknis terakhir, pembahasan difokuskan pada komponen acara, dengan hasil berupa penetapan empat sekolah potensial (2 SD dan 2 SMP/MTS) yang akan dikunjungi terlebih dahulu oleh tim, Dinas Kesehatan, Dinas Pendidikan, dan Dinas Lingkungan Hidup untuk kemudian dipilih satu sekolah sebagai lokasi visitasi dalam rangkaian ASEAN Summer School.
Sebagai bentuk tindak lanjut dari komitmen dan kolaborasi multi pihak tersebut maka pemerintah kota Bandung melalui koordinasi Bappelitbang akan menyelenggarakan Workshop dan Focus Group Discussion (FGD) dengan tema : “Kolaborasi Pengembangan Kantin Sehat Sekolah dalam Mendukung Sistem Ketahanan Pangan di Kota Bandung dan Belajar Praktik Baik dari Kota Solo”
Kegiatan ini bertujuan untuk memahami pentingnya makanan sehat dan pengelolaan kantin sehat sekolah, sekaligus mendorong kolaborasi multipihak dengan mempelajari praktik baik dari Kota Solo. Acara ini akan diikuti oleh 20 sekolah di Kota Bandung, dinas-dinas terkait, serta lembaga-lembaga yang terkait pada isu kantin sehat sekolah.
Kegiatan ini pada dasarnya akan menekankan isu-isu yang terkait dengan pengelolaan dan pengembangan kantin sehat sekolah. Kegiatan ini akan diikuti oleh 20 sekolah rdi kota Bandung, dinas-dinas terkait, serta lembaga/kelompok masyarakat yang peduli pada isu kantin sehat sekolah.
Dengan pengalaman dan keterlibatan dalam isu-isu ketahanan pangan, maka sudah selayaknya kota Bandung melalui melalui langkah inisiatif dan koordinasi Bappelitbang dapat mensinergikan berbagai pihak terkait untuk bisa berkolaborasi dalam mendukung isu yang sangat multi dimensional ini. Kolaborasi pentahelix yang meliputi pemangku kepentingan baik pemerintah kota, lembaga non pemerintah, kalangan usaha, media, maupun akademisi bisa menjadi aktor-aktor yang secara sinergis untuk mendukung dan mewujudkan program kantin sehat sekolah yang berkualitas dan keberlanjutan.
Tujuan FGD :
- Membangun dan memperkuat komitmen dan kolaborasi multi pihak yang terkait dengan kantin sehat sekolah baik pemerintah, lembaga non pemerintah, sektor usaha, media massa, maupun akademisi termasuk juga memperkuat dukungan baik dari lembaga di tingkat nasional maupun internasional.
- Mengidentifikasi tantangan dan mengembangkan ide inovatif dalam penerapan kantin sehat melalui kegiatan focus group discussion dengan melibatkan berbagai pihak terkait (multi stakeholders engagement).
- Mengidentifikasi praktik baik (best practices) yang sudah dilakukan oleh sekolah-sekolah di kota Bandung untuk dijadikan sekolah percontohan yang bisa dijadikan rujukan bagi sekolah-sekolah yang lain.
Luaran (Output) kegiatan:
- Peserta mendapatkan wawasan terkait makanan sehat dan pengembangan kantin sehat di sekolah dengan belajar praktik baik dari Solo.
- Pemetaan kebutuhan dan tantangan dalam pengembangan kantin sehat di sekolah.
- Menumbuhkan komitmen dan sinergitas kolaborasi multipihak dalam mewujudkan kantin sehat sekolah.
- Teridentifikasi praktik pengelolaan kantin sehat sekolah yang sudah dilakukan oleh sekolah-sekolah di Kota Bandung.
- Menentukan uji coba kantin sehat sebagai rujukan praktik baik dan merencanakan pendampingan untuk program kantin sehat sekolah di Kota Bandung.
Bentuk Kegiatan :
Sebagai langkah awal untuk mewujudkan inisiatif inovasi daerah terkait dengan pengembangan kantin sehat sekolah maka akan dilakukan langkah kegiatan :
Workshop Interaktif dan Focus Group Discussion melibatkan pihak pemerintah maupun pihak non-pemerintah.
Waktu dan Tempat :
Kegiatan FGD akan diselenggarakan pada
Hari/ Tanggal : Rabu, 10 Juli 2024
Jam : 09.00-12.00
Lokasi : Veritas Room, Gedung FISIP – UNPAR Ruang 3501 (Lantai 5)
Peserta :
Kegiatan ini akan diikuti oleh pihak-pihak terkait dengan pengelolaan kantin sehat sekolah, masing-masing mengirimkan satu perwakilan. Daftar peserta sebagai berikut:
- Bappelitbang
- Dinas Pendidikan
- Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian
- Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan
- Dinas Kesehatan
- Ketua TPP UKS Kota Bandung
- Bagian Kerja sama Setda Kota Bandung
- UNPAR Press/Media massa
- Kepala SDN 189 Neglasari
- Kepala SDN 214 Perumnas Cijerah
- Kepala SDN 200 Leuwipanjang
- Kepala SDN 099 Batagor
- Kepala SDN 250 Jakapurwa
- Kepala SMPN 2 Bandung
- Kepala SMPN 5 Bandung
- Kepala SMPN 11 Bandung
- Kepala SMPN 48 Bandung
- Kepala SMPN 38 Bandung
- Kepala SMPN 19 Bandung
- Kepala SMPN 27 Bandung
- Kepala SMPN 29 Bandung
- Kepala SMPN 49 Bandung
- Kepala SMPN 52 Bandung
- Kepala MTS Cijawura
- Kepala SMP Cendikia Muda
- Kepala SMP Salman Al Farisi
- Kepala SMP Muhammadiyah 8
- Kepala SMP Taruna Bakti
- Kepala SMP Al Azhar 36
- Tim COLE FISIP UNPAR
- Kontributor: Dr. Theresia Gunawan, S.Sos. MM., M.Phil.
Discussion about this post