Oleh : Sudarjat*
Pagi ini cuaca sangat cerah namun tak secerah jiwa dan ragaku. Rasa ngantuk dan capek bekas begadang semalam. Menyiapkan aplikasi untuk penilaian interview program pengembangan keprofesian berkelanjutan. Kami menyebutnya PPKB GPAI terus menghantui.
Seperti biasanya setelah shalat Subuh saya menyempatkan diri untuk membuka gawai. Memeriksa pesan yang ada di WhatsApp. Saat membaca pesan di salah satu grup, aku terhenyak, “waw! ternyata hari ini adalah hari Pramuka”. Segera aku minta istriku menyiapkan seragam Pramuka yang aku sendiri lupa kapan terakhir aku gunakan. Istriku sibuk mencari perlengkapan Pramuka yang entah kapan juga kugunakan untuk yang terakhir kalinya.
Segera kukenakan pakaian kebesaran yang pernah membesarkanku di dunia pendidikan. Kenangan kenangan lama saat aktif di gerakan Pramuka bersama kawan kawan hebat pada tahun 2005 – 2008 terus bermunculan. Satu kalimat yang terngiang jelas saat kuucapkan pada seminar kepramukaan bersama kwarcab kabupaten Bogor menyalip semua kenangan pengalaman. “Pramuka sejati akan masuk surga”, itulah kalimat yang kuucapkan waktu itu.
Dalam pasal 1 ayat 4 UU No 12 Tahun 2010 tentang gerakan pramuka disebutkan bahwa Pendidikan Kepramukaan adalah proses pembentukan kepribadian, kecakapan hidup, dan akhlak mulia pramuka melalui penghayatan dan pengamalan nilai nilai kepramukaan. Dan dalam pasal 1 ayat 2 disebutkan bahwa Pramuka adalah warga negara Indonesia yang aktif dalam pendidikan kepramukaan serta mengamalkan Satya Pramuka dan Darma Pramuka.
Dari pasal tersebut jelas disebutkan bahwa aspek yang perlu dibentuk dalam pendidikan kepramukaan adalah kepribadian, kecakapan hidup dan akhlak mulia. Hal ini senada dengan tujuan pendidikan nasional yang diamanahkan oleh UU Sistem Pendidikan Nasional yang yakni mengembangkan potensi peserta didik yang meliputi hati, akal, dan fisik atau menurut Ki Hajar Dewantara terdiri dari cipta, karsa, dan karya.
Dalam pasal 4 dijelaskan bahwa tujuan gerakan pramuka adalah untuk membentuk setiap pramuka agar memiliki kepribadian yang beriman, bertakwa, berakhlak mulia, berjiwa patriotik, taat hukum, disiplin, menjunjung tinggi nilai-nilai luhur bangsa, dan memiliki kecakapan hidup sebagai kader bangsa dalam menjaga dan membangun Negara Kesatuan Republik Indonesia, mengamalkan Pancasila, serta melestarikan lingkungan hidup.
Dalam prosesnya, pendidikan kepramukaan menggunakan metode belajar interaktif dan progresif yang diwujudkan melalui interaksi: a. pengamalan kode kehormatan pramuka; b. kegiatan belajar sambil melakukan; c. kegiatan yang berkelompok, bekerja sama, dan berkompetisi; d. kegiatan yang menantang; e. kegiatan di alam terbuka; f. kehadiran orang dewasa yang memberikan dorongan dan dukungan; g. penghargaan berupa tanda kecakapan; dan h. satuan terpisah antara putra dan putri.
Metode pembelajaran dalam pendidikan kepramukaan sangat sejalan bahkan menurut penulis menginspirasi hadirnya kurikulum merdeka yang sekarang sedang dijalankan di Indonesia. Metode pembelajaran kepramukaan menjadi pilihan yang sangat menarik untuk dikaji dan diadopsi serta diimplementasikan dalam pembelajaran reguler.
Dengan melaksanakan metode-metode pembelajaran yang dimaksud secara optimal dan disiplin, maka akan lahir generasi penerus bangsa yang memiliki komitmen kebangsaan dan spiritual yang tinggi. Pengamalan kode kehormatan kepramukaan yang terdiri dari Tri Satya yang merupakan komitmen diri untuk bersungguhsungguh menjalankan kewajibanku terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia, mengamalkan Pancasila, menolong sesama hidup, ikut serta membangun masyarakat, serta menepati Darma Pramuka, dan Dasa Darma yang merupakan ciri kepribadian dari seorang pramuka sejati.
Pramuka sejati adalah ahli surga
Dalam pendidikan kepramukaan dikenal istilah Dasa Dharma. Sepuluh bakti dan sikap hidup yang menjadi ruh dalam gerakan pramuka. Dasa dharma adalah bakti atau sikap hidup yang harus terus ditanamkan dan digelorakan oleh setiap pramuka. Sehingga pramuka bukan hanya tentang tepuk, naik gunung, bernyanyi dan baris berbaris. Lebih dari itu pramuka adalah sebuah sistem pembinaan dan pendidikan generasi bangsaa yang dilakukan dengan bahagia.
Takwa kepada tuhan yang maha esa
Pramuka sejati adalah seseorang yang bertakwa kepada tuhan yang maha esa. Takwa adalah sikap tunduk patuh kepada ajaran tuhan dengan menjalankan segala perintahNya dan menjauhi segala laranganNya. Darma pertama ini menjadi pondasi pendidikan kepramukaan, kompetensi spiritual yang dibina dan dikembangkan agar setiap pramuka Indonesia memiliki landasar spiritual sebagai dasar pergaulan dan perilaku mereka.
Selanjutnya, salah satu syarat seseorang untuk bisa menjadi ahli surga adalah ketakwaannya kepada Tuhan yang maha esa. Indikator ketercapaian darma pertama dapat diuraikan antara lain: ketaatan dalam menjalankan ibadah wajib, kebiasaan menjalankan ibadah-ibadah sunnah, kebiasaan menghormati guru, kebiasaan menaati orang tua, kebiasaan bersedekah, kebiasaan berbuat baik kepada sesama dan alam semesta.
Pramuka sejati yang telah tertanam darma kesatu dalam dirinya tentu memenuhi syarat untuk menjadi ahli surga. Namun dalam praktenya, masih terlihat dalam kegiatan-kegiatan kepramukaan yang mengabaikan pembinaan-pembinaan spiritual tersebut. Hal ini perlu menjadi kajian untuk kemudian diturunkan menjadi indikator-indikator ketercapaian pada Syarat Kecakapan Umum.
Cinta alam dan kasih sayang sesama manusia
Darma selanjutnya adalah cinta alam dan kasih sayang sesama manusia. Pembinaan dan pembiasaan darma ini akan membentuk seorang anggota pramuka untuk mencintai dan menyayangi sesama dan alam semesta. Beberapa kegiatan yang dapat dilaksanakan dalam rangka mencapai darma ini antara lain gerakan peduli alam, gerakan bersih-bersih sungai, gerakan pengelolaan sampah, gerakan peduli anak yatim, menyantuni janda jompo, pelayanan kesehatan dan lain-lain. Pembinaan-pembinaan yang mengarahkan anggota pramuka dalam mencintai dan menyayangi alam dan sesama manusia, akan melahirkan generasi yang memiliki simpati dan empati yang tinggi. Mereka tidak akan nyaman ketika melihat alam dan sesama manusia yang tidak bahagia. Mereka akan mengeluarkan segala kemampuannya untuk menciptakan tatanan alam dan hubungan kemanusiaan yang harmonis dan bahagia.
Patriot yang sopan dan ksatria
Dalam kamus besar bahasa Indonesia Patriot artinya pecinta atau pembela tanah air, sementara kesatria artinya adalah gagah berani. Seorang pramuka adalah patriot yang sopan dan ksatria, seorang pejuang, pembela kebenaran yang sopan dan penuh keberanian. Dia tidak mengenal takut dalam membela kebenaran dan negara.
Patuh dan suka bermusyawarah
Sikap patriot seorang pramuka, diimbangin oleh sikap patuh dan suka bermusyarah. Seorang pramuka sejati adalah sosok yang patuh pada keputusan bersama dan tidak mengutamakan ego diri. Kesukaannya dalam bermusyawarah akan membentuk sikap kolaboratif yang tinggi diantara mereka. Kepatuhan terhadap keputusan bersama membentuk seorang pramuka
Rela menolong dan tabah
Darma atau kewajiban selanjutnya adalah rela menolong dan tabah. Seorang pramuka sejati harus memiliki tingkat kepedulian dan ketabahan yang tinggi. Rela menolong akan membentuk seorang pramuka menjadi pahlawan kemanusiaan yang dirindukan dimanapun dia berada, karena dimana ada seorang pramuka, disana ada seseorang yang rela mengorbankan dirinya untuk menolong orang lain yang membutuhkan.
Hemat, cermat dan bersahaja
Hemat merupakan sikap memanfaatkan sesuatu sesuai dengan kebutuhan, cermat adalah sikap teliti dalam melakukan sesuatu, dan bersahaja adalah sikap sederhana dalam menjalani kehidupan. Seorang pramuka sejati adalah seseorang yang memiliki sifat-sifat tersebut dalam kehidupannya. Dia akan terjauh dari sikap memubadzirkan sumber daya, kecerobohan yang mengakibatkan kesalahan-kesalahan fatal dalam berbuat dan sikap-sikap borjuis yang mempertontonkan kecintaan pada dunia. Seorang pramuka sejati adalah sosok yang penuh perhitungan yang matang dalam mengambil tindakan, dia selalu memperhitungkan manfaat dan madhorot yang akan ditimbulkan dari keputusannya.
Disiplin, berani dan setia
Kewajiban selanjutnya yang harus dipenuhi seorang pramuka adalah disiplin, berani dan setia. Sikap ini akan membentuk pribadi-pribadi yang tangguh, bermental pejuang dan berkomitmen tinggi. Kegiatan-kegiatan pramuka di alam bebas akan membentuk mental-mental disiplin, berani dan setia terhadap kesepakatan yang dibuat demi keamanan dan keselamatan bersama.
Bertanggung jawab dan dapat dipercaya
Sikap selanjutnya yang harus dimiliki oleh seorang pramuka adalah bertanggung jawab dan dapat dipercaya. Kegiatan-kegiatan yang mengedepankan pembagian tugas dalam kelompok, akan mendorong seorang pramuka untuk menjadi sosok yang bertanggung jawab dan dapat dipercaya.
Suci dalam pikiran, perkataan dan perbuatan
Sikap terakhir yang harus dimiliki oleh seorang pramuka adalah kesucian berfikir, berkata dan berbuat. Seorang pramuka sejati akan menjalankan setiap langkah hidupnya meliputi kegiatan berfikir, berucap dan berbuat dengan dasar kesucian, tidak terkontaminasi oleh kepentingan ego diri yang merugikan orang lain. Kesucian ini akan melahirkan sosok pramuka yang arif bijaksana. Pikirannya suci, perkataannya suci, perbuatannya suci. Dalam agama Islam sosok inilah yang disebut dengan Shiddiqin, pikirannya benar, perkataannya benar, dan perbautannya benar.
Sepuluh darma yang merupakan ciri-ciri dari ahli surga, maka pramuka sejati yang mencapai makom hidupnya sesuai dengan dasa darmanya dapat dikatakan sebagai ahli surga. Bagaimana tidak? Dasa darma merupakan ciri dari seseorang yang dijanjikan rasulullah untuk masuk surga tanpa hisab, maka berbagaialah seseorang yang dapat memenuhi sepuluh kriteria dasa darmanya sebagai pramuka.
Kemudian jika nilai-nilai dasa darma ini sesuai dengan ajaran agama maka dapat dikatakan bahwa mengikuti pendidikan kepramukaan adalah bagian dari pengabdian kepada tuhan atau sering disebut dengan ibadah. Belajar menjadi pribadi-pribadi yang bertakwa, cinta alam dan kasih sayang sesama manusia, patriot yang sopan dan kesatria, patuh dan suka bermusyarah, rela menolong dan tabah, hemat cermat dan bersahaja, disiplin berani dan setia, bertanggung jawab dan dapat dipercaya, suci dalam pikiran, perkataan dan perbuatan adalah Ibadah.***
*Guru PAI SMAN 1 Cijeruk. Pengurus Kwartir Ranting Pramuka Kecamatan Cijeruk
Discussion about this post