Oleh W. Haryanto
Dari kumpulan cerpen Men Without Women karya Haruki Murakami, jadi film ‘Layangan Putus’ versi Jepang ini bikin semriwing lho, DUL
Faktanya, Oto Kafuku tidak mencintai suaminya lagi, Kasuke Kafuku, dan mengoper cintanya pada seorang aktor brondong, Koji Takatsuki adegan “Lendir Anjing” antara Oto dan Koji sudah diketahui Kasuke sebenarnya, Kasuke melempar jaketnya ke tong sampah saat Oto memperkenalkan Koji. Ketiganya terlibat dalam sebuah teater, dan Koji jadi pemeran utamanya.
Faktanya, pesawat yang akan ditumpangi Kasuke delay sehari, Kasuke pulang tanpa memberitahu istrinya. Nah, adegan “Lendir Anjing” pun bukan fiksi lagi. Oto dan Koji sedang mantap-mantap di ruang tamu. Nih, misterinya, posisi Oto menghadap pintu dan seharusnya dia bisa melihat suaminya pulang. Tapi, show must go on aja. Justru, Kasuke pergi dalam kondisi stress dan mengalami kecelakaan. Di RS, Kasuke bilang pada istrinya, “I Feel Good, Beb”
Karena kecelakaan itu, Kasuke tak bisa mengendarai mobil dan terpaksa disopiri istrinya, tapi Kasuke menolak, anehnya dia tidak menolak disopiri Misaki Watari, sopir muda cewek yang ditunjuk perusahaan–secara halus, Kasuke menolak eksistensi istrinya lagi karena udah tahu “keanjingan” istrinya.
Akhirnya, “nanti malam ada yang kita bicarakan,” telepon Kasuke pada Oto. Oto tahu maknanya terdengar, “nanti malam kau kuceraikan.” Oto tak mau bercerai meski ia mencintai Koji, dan ia memilih bunuh diri sebelum Kasuke sampai di rumah. Sepertinya, Oto memilih tetap menjadi istri Kasuke, dengan bunuh diri–dia tetap jadi istri Kasuke, meski sudah tidak cinta suaminya. Kan tak ada peristiwa menceraikan mayat kan!
Show must go on.
Kasuke jadi dekat Misaki, keduanya punya situasi psikis yang sama. Misaki seharusnya mengajak ibunya pergi sebelum rumahnya tertimbun longsor, tapi dia memilih pergi–sama persis dengan Kasuke yang justru pergi saat memergoki adegan “Lendir anjing” di rumahnya. Kalau di Indonesia sih pasti terjadi aksi grebek warga dan polisi.
Itulah kenapa Oto memilih bunuh diri, dia malu dengan suaminya yang penyabar dan membiarkan kelakuannya, dan memilih mencari waktu untuk membicarakannya.
Setelah Oto meninggal, Koji bilang pada Kasuke, “istri kamu mencintai aku, dia istri yg baik”–ucapnya tanpa bersalah. Mereka ngobrol di kafe, dan seorang pria memotret mereka, Koji marah dan memukul pria itu. Esoknya, pria itu mati (belakangan diketahui dibunuh Koji).
Show must go on
Mereka sedang latihan teater, polisi menangkap Koji. Kasuke yang semula jadi penulis naskah terpaksa menggantikan posisi Koji sebagai aktor. Peran Kasuke jadi seorang suami dari istri yang bisu–nih, semriwing! Istri bisu itu tidak lain adalah visualisasi dari istri Kasuke, Oto, yang membisu atas kelakuannya dengan Koji.
Show must go on
Kasuke melanjutkan hidup tanpa Oto, istrinya–benar-benar Men Without Women nih si Kasuke
Ciamik, DUL
Jempol 10 nih film
W. Haryanto, penyair dan karyawan Balai Bahasa Jawa Timur
Discussion about this post