Banjarmasin — Menghadapi tantangan globalisasi dan digitalisasi yang semakin pesat, Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) melalui Asisten Deputi Potensi Kemandirian Pemuda (PKP) menyelenggarakan “Pelatihan Keterampilan Bisnis Kreatif Berbasis Digital bagi Pemuda Tahun 2024”. Mengusung tema Go Digital, Go Global: Membangun Bisnis Kreatif Melalui Dunia Digital, pelatihan ini berlangsung selama dua hari, 29-30 Agustus 2024, di Hotel Novotel Banjarmasin Airport, Banjarbaru, Kalimantan Selatan, dengan format hybrid yang melibatkan peserta secara langsung dan daring.
Pelatihan ini bertujuan membekali generasi muda dengan keterampilan dan pengetahuan dalam memanfaatkan teknologi digital untuk mengembangkan bisnis kreatif. Asisten Deputi Potensi Kemandirian Pemuda (Asdep PKP), Tri Winarno, menyatakan bahwa kegiatan ini berlandaskan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2009 tentang Kepemudaan dan Keputusan Menteri Pemuda dan Olahraga Nomor 87 Tahun 2022, dengan tujuan mempersiapkan pemuda agar mampu bersaing di pasar kerja dan dunia bisnis yang semakin terhubung secara global.
Kegiatan ini diikuti oleh 76 peserta offline dari komunitas dan organisasi kepemudaan di Banjarbaru, Banjarmasin, dan sekitarnya, serta 1.067 peserta online melalui Zoom dan YouTube channel resmi Asdep PKP Kemenpora.
Deputi Bidang Pemberdayaan Pemuda, Asrorun Ni’am Sholeh, dalam sambutannya menekankan pentingnya semangat, optimisme, dan komitmen untuk menjadikan pemuda sebagai bagian dari perwujudan Indonesia Emas 2045. Menurutnya, pemuda yang berpartisipasi dalam kegiatan ini akan menjadi tulang punggung Indonesia baru dengan memperkuat sumber daya manusia unggul, khususnya di Kalimantan. Tantangan era digitalisasi berbeda dengan masa lalu, dan teknologi digital menjadi faktor utama akselerasi strategis bangsa. Adaptasi terhadap perubahan ini sangat penting untuk mencapai kesuksesan.
“Rekan-rekan pemuda hari ini adalah warga digital asli yang lahir di era digital. Semua aspek kehidupan sudah dipengaruhi dan terdigitalisasi. Jika ingin sukses, kita harus adaptif terhadap perubahan ini, termasuk politik, sosial, dan ekonomi. Satu faktor utama akselerasi strategis bangsa adalah teknologi, khususnya teknologi digital. Oleh karena itu, jika kita tidak adaptif pada masa ini—era di mana perubahan lingkungan strategis sangat penting untuk mencapai kesuksesan—kita hanya akan menggali kubur kita sendiri. Maka seyogyanya para pemuda peka terhadap kondisi ini dan terus belajar mengasah serta menyesuaikan diri,” ujar Asrorun Ni’am Sholeh di hadapan para peserta pelatihan.
Sementara itu, perwakilan dari Dinas Kepemudaan dan Olahraga Kalimantan Selatan, Deni Saputra, berharap pelatihan ini menjadi momentum untuk meningkatkan keterampilan pemuda di bidang bisnis kreatif digital. “Semoga para pemuda bisa membangun bisnis digital yang lebih terarah,” ungkap Deni.
Materi pelatihan mencakup inovasi, penggunaan alat digital seperti media sosial dan e-commerce, serta strategi branding dan pemasaran digital. Peserta diajak berpikir kreatif dalam menciptakan solusi bisnis yang sesuai dengan perkembangan teknologi. Pelatihan ini menyasar pemuda berusia 16 hingga 30 tahun yang berminat mengembangkan keterampilan bisnis kreatif dalam lingkungan digital.
Pelatihan ini merupakan bagian dari Program YES (Youth Entrepreneurship and Employment Support Services) yang diinisiasi oleh Deputi Bidang Pemberdayaan Pemuda Kemenpora RI. Program ini bertujuan memberdayakan pemuda melalui peningkatan keterampilan kewirausahaan dan dukungan ketenagakerjaan, memberikan pelatihan, pendampingan, serta akses ke sumber daya dan peluang usaha. YES berfokus pada pengurangan pengangguran di kalangan pemuda dengan membekali mereka keterampilan yang relevan dan dapat diaplikasikan dalam dunia kerja.
Narasumber yang hadir dalam kegiatan ini meliputi perwakilan dari pemerintah, akademisi, dan praktisi bisnis digital, termasuk Cristina Agustin dari Kementerian Koperasi dan UKM RI, Alia Noorayu Laksono dari DPRD DKI Jakarta, dan Prof. Dr. Ahmad Yunani dari Universitas Lambung Mangkurat. Kolaborasi ini diharapkan mampu membantu pemuda mengasah keterampilan dan mendapatkan pengetahuan yang aplikatif untuk diimplementasikan dalam bisnis kreatif mereka. (sal).
Discussion about this post