PortalNusa.ID, Sukabumi | Ketua DPRD Kabupaten Sukabumi, Budi Azhar Mutawali, memberikan apresiasi tinggi terhadap gaya kepemimpinan Bupati dan Wakil Bupati Sukabumi masa jabatan 2021–2025 yang dinilai humanis, responsif, dan adaptif dalam menghadapi berbagai tantangan daerah.
Ucapan tersebut disampaikannya saat memberi sambutan pada acara Gelar Budaya Rakyat 2025 yang dirangkaikan dengan pisah sambut Bupati dan Wakil Bupati di Alun-alun Palabuhanratu, Kamis (17/4/2025).
Dalam pidatonya yang disampaikan menggunakan Bahasa Sunda, Budi menegaskan bahwa kepemimpinan yang baik bukan hanya soal pembangunan fisik, tetapi juga tentang kehadiran seorang pemimpin di tengah masyarakat, terutama dalam masa-masa sulit.
“Sanajan nuju jaman susah, sepertos nuju pandemi COVID-19, gejolak ekonomi sarang tantangan sosial, tapi Bapak-Bapak konsisten sigap masihan solusi nutepat kango Kabupaten Sukabumi (Meskipun sedang berada di masa sulit, seperti saat pandemi COVID-19, gejolak ekonomi dan tantangan sosial, namun Bapak-Bapak tetap sigap memberikan solusi yang tepat untuk Kabupaten Sukabumi),” ujarnya.
Menurutnya, Bupati dan Wakil Bupati tidak hanya berfokus pada hasil kerja teknokratis, tapi juga memperlihatkan nilai-nilai kepemimpinan yang dekat dengan rakyat, mau mendengar, dan tanggap terhadap kebutuhan warga. Hal itu menciptakan hubungan pemerintahan yang harmonis dan penuh empati.
“Simkuring ngadugikeun rasa hormat sareng pangajén anu sajati ka pamingpin anu tos ngabaktikeun diri kalayan satia (Saya menyampaikan rasa hormat dan penghargaan setinggi-tingginya kepada pemimpin yang telah mengabdikan diri dengan penuh kesetiaan),” ucap Budi.
Lebih lanjut, ia menyebut keberhasilan berbagai program pembangunan, mulai dari sektor kesehatan, infrastruktur, pertanian, hingga UMKM, tidak terlepas dari kepemimpinan yang bersandar pada kerja nyata dan keberpihakan kepada masyarakat.
“Eta sadayana program-program anus sae pisan, kalayan diraosken ku masyarakat manfaatna (Semua program itu sangat baik, dan benar-benar dirasakan manfaatnya oleh masyarakat),” tutupnya.
Acara Gelar Budaya Rakyat 2025 tidak hanya menjadi simbol perpisahan, tapi juga panggung penghormatan terhadap gaya kepemimpinan yang membumi dan menginspirasi. Apresiasi ini menjadi pesan penting bagi para pemimpin selanjutnya untuk tetap menempatkan kemanusiaan dan kedekatan dengan rakyat sebagai roh dari pemerintahan.
Discussion about this post