Oleh Marqwano Rizal Xaverius Turnip
Setiap daerah di Indonesia memiliki makanan khas masing-masing. Makanan dapat menunjukkan identitas budaya dari daerah tiap daerah di Indonesia yang memang kaya akan kebudayaan. Salah satu yang melengkapi kekayaan tersebut adalah kuliner Seruit.
Seruit adalah kuliner khas dari daerah Lampung. Seruit merupakan jenis sambal yang biasa digunakan untuk masakan ikan. Salah satu alasan membuat kuliner seruit menjadi khas adalah rasa pedas-asam-manis yang unik.
Tradisi seruit juga memiliki makna kebersamaan. Seperti nama seruit itu sendiri dari kata “nyeruit” yang bermakna melakukan kegiatan bersama-sama. Dengan proses pembuatannya yang relatif cepat dan praktis serta bahannya yang mudah didapat menyajikan makanan untuk banyak orang menjadi mudah.
Bahan-bahan dasar yang diperlukan untuk pembuatan seruit berupa cabe merah, cabe rawit, bawang merah, tomat rampai, jeruk nipis, dan garam. Proses pembuatannya diulek secara tradisional menggunakan ulekan batu. Tidak disarankan menggunakan blender sebab kekhasan tersendiri dari seruit adalah bumbu sambalnya yang tidak terlalu halus.
Meskipun seruit hanya merupakan sambal (yang bisa dibilang merupakan hidangan sampingan) namun ikan juga merupakan identitas seruit itu sendiri. Tradisi seruit di tidak jauh dari ‘ikan’ sebagai hidangan utamanya, sebab untuk mengolah ikan juga tidak butuh waktu yang lama. Penyajian ikannya bisa dibakar, atau digoreng, maupun di pepes.
Hidangan tambahan yang menjadi tradisi seruit juga berupa timun, terong bakar atau digoreng, jantung pisang, pegagan, julang jaling, lumai (anggur laut), juga lalapan.
Hidangan tambahan maupun cara pengolahan seruit berbeda-beda tiap daerah di Lampung. Ada yang menambahkan mangga ketimbang jeruk nipis sebagai penambah rasa asam, ada juga menambahkan belimbing wuluh ketimbang tomat rampai sebagai penambah rasa manis, pengolahannya ada yang diiris ketimbang diulek.
Salah satu daerah yang dikenal dengan pengolahan seruit yang unik adalah Lampung Selatan. Masyarakat Lampung Selatan memiliki jenis seruit “pekhos” yang artinya asam. Makan makanan yang pekhos menjadi favorit karena memberi sensasi yang segar dan suasana yang menyenangkan ketika makan bersama.
Tradisi kuliner seruit dilakukan oleh masyarakat Lampung secara turun-temurun dengan tujuan mengakrabkan diri dan menumbuhkan kebersamaan. Tradisi makan seruit ini bisa dilakukan pada acara-acara besar, seperti pernikahan, keagamaan, upacara adat.
Penulis: Marqwano Rizal Xaverius Turnip (Tim PKM UI)
Discussion about this post