SIMPHONI PAGI
Pagi menggelar tikar cahaya dan
kau dengar simphoni
Memenuhi rongga jiwa
Selalu, nada-nada membimbingmu
Isyarat yang ramah
Semua arah menjanjikan taman, serenada bunga, notasi daun-daun
Orkestra pagi yang anggun
Catatlah, jadikan ia puisi musim semi
Pagi adalah kicau burung jalak,
senar gitar, lincahnya gesekan biola
Garpu tala memancarkan rindu laut biru
Mawar berembun, irama perlahan menurun,
Perlahan dan dengan sabar
bumi mengasuh semua yang tumbuh
Menerima daun gugur
Bersama suara koor yang kian sayup
Catatlah, sebelum sajak di hatimu redup
Simphoni pagi yang begitu semarak
Merasa sepi dan sendiri
Ah, benarkah?
Ya, alam akan hampa dan sia-sia
Tanpa manusia
Malang, 29 Maret 2022
ADA SEJARUM LUKA
Ada sejarum luka
Ah, jerami-jerami luka
Melesat ke langitmu
Menikam bintang-bintang—padam
riap rindunya
Dendam adalah minuman
Seteguk cairan hitam yang
direguk gelap malam
Di sana, kau dan aku meng-kita
Berenang dalam arus waktu,
mencari kata-kata
Yang tetap riang menari
Walau angkasa gelap
Walau makna senyap
“Siapakah penyair?” kudengar
pertanyaan dalam batinmu
Gemanya runcing
Menancap di tebing-tebing
Dan kulihat: kata demi kata kau sikat,
Kau bersihkan dari luka
Kau siram
Sampai tiris menipis dendam
Sampai parak pagi,
Terbitlah sekuntum puisi
Menyinari matahari
Malang, 14 Juli 2023
DARI JENDELA PESAWAT
Dari jendela pesawat kubaca
sunyi dan puisi-Mu
Awan yang tak bosan melukis pada kanvas semesta—
Putih dan jernih
Berlayar menyibak biru kangenku kepada-Mu
Maka tulislah ayat-ayat rindu-Mu pada
lembar imaji tak bertepi,
Pada lembar hatiku yang masih kosong
Dari jendela pesawat, adakah angkasa mengenalku?
Dan membaca cerita anak manusia
yang selalu mencari?
Begitu dekat—hampir kugapai langit-Mu
Serasa pasrah. Kubiarkan rindu semesta memelukku
Hanya ada rasa terayun dan tertegun
Dibuai oleh mimpi biru, mimpi bumiku yang
terlena jauh di bawah sana
Dari jendela pesawat, terbaca juga arti
lepas landas
Juga makna usia, makna hidup—
menyurat riwayat
Bisakah semuanya kubaca,
sebelum impianku mendarat?
Malang, 15 Juli 2023
Bionarasi Penulis:
Effendi Kadarisman adalah guru besar linguistik dan pakar etnopuitika Universitas Islam Malang (UNISMA). Ia telah menerbitkan empat antologi puisi tunggal. Puisi-puisinya masuk dalam berbagai buku antologi puisi bersama, dan juga terbit di sejumlah koran nasional. Ia juga menulis esai sastra berupa kata pengantar, epilog, dan resensi buku puisi.
Discussion about this post