Buah Nalar Tumbuh dari Akar Kontradiktif (Bagian 3)
Oleh Doddi Ahmad Fauji
ADALAH Friederich Nitzsche, filsuf kelahiran Saxony, Persia, pada 15 Oktober 1844, pernah berujar dalam buku Ecce Homo: Takdir itu menyakitkan, namun cintailah takdir (Latin: fatum brutum amor fati).
Mengerikan, salah satu takdir manusia ternyata berbantah-bantahan dalam kata, berseteru merebut kuasa, bahkan berkompetisi untuk meraih sesuap pangan. Takdir mengerikan itu termaktub dalam Quran Surat al-Baqoroh ayat 36:
“Turunlah kamu! Sebagian kamu menjadi musuh bagi yang lain. Dan bagi kamu ada tempat tinggal dan kesenangan di muka bumi sampai waktu yang ditentukan.”
Betapa menyedihkan, ternyata salah satu takdir manusia itu bermusuhan dengan yang lain, terutama dengan yang berbenturan keyakinan atau kepentingan. Saya harus terima kenyataan ada orang-orang yang membenci saya, karena perbenturan keyakinan atau kepentingan. Hal yang saya lakukan dalam menyikapi kenyataan itu dengan cara ‘ngupahan maneh’ (mengobati diri sendiri): Jangankan kepada saya, bahkan kepada para Nabi pun selalu ada pembencinya. Isa dan Muhammad malah dikejar-kejar untuk dibunuh.
Kenyataan sebagian manusia bermusuhan dengan sebagian yang lain, dipaparkan pula oleh Thomas Hobbes dalam satu kalimat seperti ini, That Man to Man is a kind of God; and that Man to Man is an errant Wolf (Laku manusia yang satu terhadap yang lain, kadang menyerupai kebaikan Tuhan, namun ada kalanya sekejam srigala bagi sesamanya.”
Pernyataan filsuf Thomas Hobbes (5 April 1588 – 4 Desember 1679) di atas, yang termaktub dalam tulisan berjuluk De Cive (1651), sangat terkenal di kalangan akademisi. Pendapat itu tidaklah murni pemikiran Hobbes, melainkan hasil menukil dari pernyataan Plautus, salah seorang filsuf Yunani Klasik yang menulis dalam artikel Asinaria (195 SM), dengan bunyi: Homo homini lupus est, atau “Manusia adalah serigala bagi sesamanya”, dan hommo homini socius (manusia adalah mahluk sosial).
Makna kata ‘lupus dan sosius’ tidak tampak berseberangan, atau diksi yang satu tidaklah menjadi antonim bagi diksi satunya lagi, namun dapat ditarik simpulan, diksi ‘lupus’ dan ‘sosius’ bertentangan secara sifat dan tabiat, hingga bisa dikategorikan sebagai dua entitas yang kontradiktif.
Dalam bahasa relegi, sifat dan tabiat ‘lupus’ itu muncul dari nafsu yang dibimbing oleh bisikan setan, yang mengendap menjadi penyakit hati. Adapun sifat dan tabiat ‘socius’ muncul dari fitrah yang dibimbing oleh sifat ilahiah, yang mewujud dalam sifat kasih dan laku filantrofis (kedermawanan).
Namun ada kalanya manusia samar langkah, sehingga sulit membedakan mana perbuatan yang bersumber dari nafsu, dan mana yang bersumber dari fitrah. Manusia kemudian diberi ‘akal’ yang berfungsi untuk menganalisis, menilai, dan membedakan mana laku yang dibimbing oleh setan, dan mana laku yang dibimbing oleh ruh ilahiah. Dalam istilah relegi, fungsi akal sebagai ‘pembeda’ ini disebut dengan ‘al-furqon’.
Ada kalanya manusia bukan saja samar langkah, tapi terbujuk rayu godaan setan yang berbisik begitu halus, sehingga potensi akal terhijab (terhalangi) dan tak bisa bernalar dengan bernas. Berkali-kali dalam Kitab Suci Quran manusia diingatkan agar tidak berpikir picik, degil, lagi lancung: Apakah kalian tidak berakal (menggunakan akal)?
Ada sifat-sifat buruk manusia, yang sering membunuh potensi akal, yaitu sirik dan riya (pamer). Kedua naluri ini, bila diikuti dan tak direnungkan, seringkali menjadi petaka yang berbuntut panjang, dan manusia jadi terlibat dalam konflik yang merugikan.
Sirik dan riya itulah yang kini kain menggelayuti nafsu manusia di muka bumi, tentu tak terkecuali di Indonesia. Tampak kian meruyak orang Indonesua yang saleh, berpakaian sopan, berangkat umroh atau ibadah haji, tapi entah kenapa masih banyak kota-kota yang kotor dan jalanan publik yang buruk, padahal banyak orang yang fasih berkata: Anadhofatu minal iman (kebersihan itu sebagian dari iman). Nah, jika lingkungan kita kurang bersih, jangan-jangan itu merupakan cerminan dari keimanan yang masih ‘corencang’ (bolong-bolong). *
Bersambung
Discussion about this post