Portalnusa.id – Anggota DPR RI Komisi VIII Selly Andriany Gantina mendapatkan temuan jemaah haji Indonesia yang memiliki penyakit serius tetap dianjurkan berangkat ibadah haji pada pemberangkatan haji gelombang pertama.
Temuan ini, menjadi salah satu catatan pemerintah dalam hal ini, Kementerian Kesehatan yang melakukan cek kesehatan calon jemaah haji dan Komisi VIII DPR RI yang membidangi agama.
“Temuan ini menjadi evaluasi kami, kepada Kementerian Kesehatan karena untuk cek kesehatan bukan ranahnya Kementerian Agama (Kemenag),”katanya saat ditemui usai kegiatan Sosialisasi Keuangan Haji bersama Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) yang berlangsung di salah satu hotel di Jalan Dr. Cipto Mangunkusumo, Kota Cirebon, Jumat (16/5/2025) sore.
Menurutnya adanya temuan ini, dikarenakan standarisasi sarana dan fasilitas Laboratorium Kesehatan Masyarakat (Labkesmas) di daerah berbeda-beda sehingga diperlukan kroscek ulang sebelum pemberangkatan jamaah.
“Sarana fasilitas Labkesmas di daerah standarisasi nya berbeda-beda, jadi perlu ada pengecekan ulang oleh Kemenkes termasuk oleh Kemenag pada saat jamaah akan diberangkatkan diembarkasih untuk mengurangi jamaah sakit pada saat di tanah suci,”katanya.
Selain itu, Selly juga menemukan kejanggalan lainnya, selama melakukan pengawasan langsung terhadap proses keberangkatan hingga pelayanan jemaah di Tanah Suci.
Salah satu persoalan muncul sejak sebelum keberangkatan, yaitu terkait pembagian kelompok terbang (kloter). Ketika ada jemaah yang menunda keberangkatan, kekosongan tersebut diisi dari kloter berikutnya.
“Hal ini tentu mengganggu skema yang sudah ditetapkan Kementerian Agama di daerah. Seharusnya jika ada jemaah yang batal berangkat, penggantinya berasal dari cadangan kloter sebelumnya, bukan dari kloter selanjutnya,” jelasnya.
Menurut Selly, sistem tersebut berdampak pada perbedaan pelayanan di Tanah Suci. Saat ini, pelayanan dilakukan oleh delapan syarikah (penyedia layanan haji di Arab Saudi). Akibatnya, satu kloter bisa ditangani oleh 4–5 syarikah berbeda.
“Padahal idealnya, satu kloter dilayani oleh satu syrikah agar pengawasan dan pembinaan oleh petugas haji dapat berjalan maksimal,” ujarnya.
Discussion about this post